21.9.08

Perubahan itu menyulitkan, kawan...

Udah lama gak nulis di blog, ini semua gara-gara plurk yang bikin kecanduan... Bahaya rekan-rekan, sebelum Anda berpikiran untuk bermain plurk, pastikan bahwa Anda memiliki bandwidth internet unlimited dan kecepatan mengetik yang lumayan (bukannya mencegah)

Perubahan selalu menyulitkan... Saya termasuk pihak yang cukup setuju dengan pernyataan tersebut...

Saya kira perubahan selalu menyebalkan, terutama bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya, lebih terutama lagi, bagi orang-orang yang sudah merasakan kenikmatan di dalam kondisi yang lama...

Dulu, sewaktu saya kuliah Sistem Informasi Enterprise, dosen saya, yaitu Pak Windy, pernah bercerita hal yang sama. Katanya, dalam setiap pembuatan sistem baru dari sebuah perusahaan, salah satu faktor utama yang biasanya jadi tolak ukur adalah kebertemanannya dengan pengguna (baca: user friendliness). Ini adalah hal yang kalo di SRS (Software Requirement Specification) biasanya masuk dalam SRS Non-Fungsional, dan sulit diukur secara objektif ketercapaiannya. Hal yang biasanya dijadikan faktor keberhasilan dari hal ini, umumnya dengan meminta umpan balik dari pengguna sesungguhnya, apakah mereka merasa bahwa sistem baru ini cukup berteman dengan dia (baca bagian "baca" di atas) atau tidak...

Dan percayakah teman-teman, bahwa untuk kasus sistem baru dipakai untuk menggantikan sistem lama, hampir semua hasilnya adalah, pengguna merasa sistem yang baru kurang berteman... Kenapa? Masalah kemudahan? Bukan... Ternyata masalah utamanya adalah pada "kebiasaan". Yup, kebiasaan, sebagian besar orang yang membenci sistem baru biasanya berkoar-koar hanya pada saat awal sistem baru itu muncul, dan percayalah, hanya ada dua pilihan dalam waktu yang lama, meninggalkan sistem baru tersebut dan dari sistem tersebut selamanya, atau, terpaksa atau tidak terpaksa, membiasakan diri dengan sistem baru yang ada.

Contoh kasus hal ini banyak, tidak usah jauh-jauh berbicara masalah pejabat kotor yang sudah terbiasa dengan kondisi negara, yang memudahkan dia melakukan korupsi, serta tidak suka jika negara dipimpin orang-orang atau lembaga-lembaga yang lebih benar. Masih banyak contoh yang lebih dekat dengan kita, misalnya Facebook atau Freekick, lihatlah berapa banyak orang yang menentang pergantian tampilan antarmuka dari kedua situs tersebut. Di awal-awal pasti banyak yang memprotes, tapi lihatlah kelanjutannya, berapa banyak yang bertahan lama dan tetap memprotes, saya yakin jumlahnya jauh lebih sedikit daripada orang-orang yang ada di dua kategori yang saya jelaskan pada paragraf sebelumnya.

Yah, itu aja sih... (ujungnya gak seru banget)