Hampir satu setengah bulan sudah saya menginjakkan kaki di bumi Indonesia tercinta ini. Satu hal yang saya rasakan, pikiran saya banyak sekali tercurahkan di berita-berita jelek yang hadir setiap waktunya. Kasus kedaulatan NKRI, kasus senior paskibraka yang anonoh, kasus pembunuhan maling helm oleh polisi, penyiksaan pengendara motor yang mengingatkan polisi karena ber-sms selama mengendarai motor, sampai yang terbaru ini, penembakan nelayan oleh polisi untuk melindungi pihak pemodal.
Berita yang terakhir ini membuat hati ini sangat miris, bagaimana tidak, kita merasa kedaulatan kita sedemikian terinjak-injaknya karena polisi Malaysia yang 'melindungi' warganya dengan melakukan penangkapan warga negara asing (dengan cara yang salah) telah dianggap menodai kedaulatan negara ini. Tapi justru di dalam negeri, polisi Indonesia 'melindungi' warga negara asing dengan cara mengorbankan warga negaranya sendiri, bukan sekadar ditangkap, tapi langsung ditembak mati. "Luar biasa" sekali, dan kita masih menganggap apa yang dilakukan polisi Malaysia itu cukup gila, bahkan melempari kedutaan Malaysia dengan kotoran...
Memang 'kejahatan' sudah benar-benar mengakar ke segala pelosok negeri ini. Termasuk tadi. Tadi saya berbelanja buku di Palasari, karena saya tahu, diskon di Palasari terkenal paling besar di seantero Bandung ini, apalagi jumlah buku yang saya beli cukup banyak. Untungnya saya sudah mencatat buku-buku apa saja yang mau saya beli, sebagian saya baca resensinya di internet dan karena masuk 'best seller'-nya Gramedia, dan juga harga buku-buku tersebut di Gramedia (yang setahu saya, tanpa diskon).
Sewaktu membeli buku-buku tersebut, saya melihat harga-harga yang ditulis oleh penjual disana di bon, kemudian dia memberi diskon 25%, yang sudah lumayan besar. Sebelum membayar, karena saya punya daftar harga di Gramedia-nya, saya bisa membandingkan harga 'tanpa diskon' Gramedia dengan harga 'tanpa diskon' di Palasari, dan ternyata saudara pemirsa, harga di Palasari sudah dinaikkan terlebih dahulu oleh sang pedagang! Sehingga jika dihitung-hitung, diskon yang kami (saya ke Palasari bersama ibu saya) hanya sekitar 5-10%. Saya pun protes kepada sang pedagang dan mengatakan kepadanya daftar harga di Gramedia untuk buku-buku tersebut. Pedagang tersebut pun berkilah bahwa buku-buku di Gramedia sebagian sudah didiskon, yang saya yakin adalah suatu kebohongan. Akhirnya saya meminta harga buku-buku tersebut dihitung ulang dengan harga dasar = harga di Gramedia.
Saya sama sekali tidak menyangka, bahkan Palasari, yang terkenal dengan kemurahan harganya, ternyata melakukan kecurangan semacam ini. Saya kira kecurangan penaikan harga sebelum diskon hanya dilakukan oleh supermarket-supermarket yang mengatakan "Diskon 50%", padahal harga si barang sudah dinaikkan hampir 2x lipat terlebih dahulu, sehingga diskon sebenarnya menjadi sangat kecil.
Akhirul kata, jika Anda semua berminat membeli buku di Palasari, ada baiknya mengecek 'harga asli'-nya di toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, atau semacamnya, sehingga menghindarkan dari kasus penipuan seperti ini. Memang ada-ada saja cara orang Indonesia untuk menipu orang lain, segala cara pun dihalalkan.
Berita yang terakhir ini membuat hati ini sangat miris, bagaimana tidak, kita merasa kedaulatan kita sedemikian terinjak-injaknya karena polisi Malaysia yang 'melindungi' warganya dengan melakukan penangkapan warga negara asing (dengan cara yang salah) telah dianggap menodai kedaulatan negara ini. Tapi justru di dalam negeri, polisi Indonesia 'melindungi' warga negara asing dengan cara mengorbankan warga negaranya sendiri, bukan sekadar ditangkap, tapi langsung ditembak mati. "Luar biasa" sekali, dan kita masih menganggap apa yang dilakukan polisi Malaysia itu cukup gila, bahkan melempari kedutaan Malaysia dengan kotoran...
Memang 'kejahatan' sudah benar-benar mengakar ke segala pelosok negeri ini. Termasuk tadi. Tadi saya berbelanja buku di Palasari, karena saya tahu, diskon di Palasari terkenal paling besar di seantero Bandung ini, apalagi jumlah buku yang saya beli cukup banyak. Untungnya saya sudah mencatat buku-buku apa saja yang mau saya beli, sebagian saya baca resensinya di internet dan karena masuk 'best seller'-nya Gramedia, dan juga harga buku-buku tersebut di Gramedia (yang setahu saya, tanpa diskon).
Sewaktu membeli buku-buku tersebut, saya melihat harga-harga yang ditulis oleh penjual disana di bon, kemudian dia memberi diskon 25%, yang sudah lumayan besar. Sebelum membayar, karena saya punya daftar harga di Gramedia-nya, saya bisa membandingkan harga 'tanpa diskon' Gramedia dengan harga 'tanpa diskon' di Palasari, dan ternyata saudara pemirsa, harga di Palasari sudah dinaikkan terlebih dahulu oleh sang pedagang! Sehingga jika dihitung-hitung, diskon yang kami (saya ke Palasari bersama ibu saya) hanya sekitar 5-10%. Saya pun protes kepada sang pedagang dan mengatakan kepadanya daftar harga di Gramedia untuk buku-buku tersebut. Pedagang tersebut pun berkilah bahwa buku-buku di Gramedia sebagian sudah didiskon, yang saya yakin adalah suatu kebohongan. Akhirnya saya meminta harga buku-buku tersebut dihitung ulang dengan harga dasar = harga di Gramedia.
Saya sama sekali tidak menyangka, bahkan Palasari, yang terkenal dengan kemurahan harganya, ternyata melakukan kecurangan semacam ini. Saya kira kecurangan penaikan harga sebelum diskon hanya dilakukan oleh supermarket-supermarket yang mengatakan "Diskon 50%", padahal harga si barang sudah dinaikkan hampir 2x lipat terlebih dahulu, sehingga diskon sebenarnya menjadi sangat kecil.
Akhirul kata, jika Anda semua berminat membeli buku di Palasari, ada baiknya mengecek 'harga asli'-nya di toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, atau semacamnya, sehingga menghindarkan dari kasus penipuan seperti ini. Memang ada-ada saja cara orang Indonesia untuk menipu orang lain, segala cara pun dihalalkan.
mengenai palasari, menurut perkiraanku, harga bukunya saling mensubsidi,
ReplyDeletebuku bagus-bagus yang mahal, sepertinya dapat diskon yang bagus, sementara buku lainnya dinaikkan & didiskon.
karena buku yang mereka jual cukup banyak, jadinya bisa saling mensubsidi. dan dengan cara iniliah mereka bisa menjual buku dengan lebih murah dan tetap untung.
*masih cuma sekali ke palasari.
nope... dari SD saya sudah ke palasari, mereka jujur...
ReplyDeletekalo emang untuk untung harga harus dinaikkan terlebih dahulu, berarti harga di tempat seperti Togamas, BBC, dan tempat2 sepertinya, yang diskonnya 'hanya' 15-20% justru jadi lebih murah...
Ahem, sebenernya yang seperti itu bisa disebut curang ga sih? kalau dipikir2 kan Gramed itu cuma toko buku biasa juga, kenapa toko2 lain harus menjadikan harga di sana sebagai harga dasar?
ReplyDeleteBukannya suka2 aja ya kalau dia mau naekin harga dulu (which is harga dasarnya dia sendiri) terus baru didiskon? Resikonya adalah pembeli yang membandingkan harga akan mencap harga di toko itu lebih mahal, yang namanya resiko dagang.
no rules broken here IMO.
btw, I'm offended with your last sentence.
maksud paragraf kedua "... harganya akan berbeda" adalah berbeda dengan harga yang mereka beri ke saya
ReplyDeletewei...buku asli kah, jangan2 buku bajakan :)
ReplyDeleteemang buku kaya novel gitu ada yang bajakan ya? kayanya harganya bisa2 lebih mahal dengan kualitas lebih jelek :P
ReplyDelete@zfm
ReplyDeleteSip! We can agree to disagree :)
cheers!
di Palasarinya toko buku yang mana?
ReplyDeletesoalnya setau saya ngga semua toko disana baik dan benar. saya juga beberapa kali dapet pengalaman engga menyenangkan di sana, entah harganya ternyata lebih mahal atau ternyata dalamnya fotokopian, jd emang harus hati2.
tapi kalimat ini "Memang ada-ada saja cara orang Indonesia untuk menipu orang lain, segala cara pun dihalalkan." terlalu menggeneralisasi, walaupun ada unsur 'bener juga sih'-nya. semoga kita ngga termasuk ya. ;p
@zfm
ReplyDeleteWah emang ada kok novel bajakan dan harganya lebih murah.. upss...pengalaman pribadi :p