15.2.08

Sulit...

Inggriani Liem, atau akrab dipanggil dengan Bu Inge, begitulah ia biasa disapa.

Dosen yang satu ini, dosen yang sangat luar biasa, mungkin di sebagian anak IF (terutama yang pernah diajarnya), ia udah dianggap "dewa", apapun yang ia katakan selalu benar...

"Jadilah orang waras di dunia yang gila ini." Begitulah kata-katanya yang terlontar ketika seseorang tidak memrogram dengan baik, dan pasti terngiang di sebagian besar telinga kami. Bukan hanya dalam pemrograman, dalam segala bidang kehidupan, ia telah membuat anak IF menjadi lebih taat-asas.

Apa yang dikatakannya ternyata tidak salah. Dunia memang telah gila. Orang antri dibilang nerd, orang ngobrol dibilang autis...

Bu Inge, dosen yang kami hormati itu, ternyata bukan dewa, ia juga bisa salah... Mas-mas itu emang gak ganteng...Hwahahaha

1.2.08

Dua buah pemikiran...

Meneruskan jejak Sebuah pemikiran, saya buat dua buah pemikiran kali ini...

Waktu SMA (apa SMP ya? Lupa lah), di akhir-akhir semester pernah ada guru yang memasang pengumuman (kurang lebih) seperti ini...
Bag siswa yang mendapat nilai akhir Biologi 4 atau 5, diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan nilai akhir sebagai berikut:
Untuk yang mendapat nilai 4, jika nilainya diatas 7.5, maka nilai akhirnya adalah 6, dan jika nilainya diatas 8.5, maka nilai akhirnya adalah 7
Untuk yang mendapat nilai 5, jika nilainya diatas 8, maka nilai akhirnya adalah 6, dan jika nilainya diatas 9, maka nilai akhirnya adalah 7
Dua hal yang membuat saya bingung:
1. Kenapa untuk yang nilainya 4 justru butuh usaha lebih kecil untuk memperoleh nilai tertentu dibandingkan untuk yang nilainya sudah 5? Apakah guru tersebut berpendapat "kan yang 4 untuk dapet 7.5 aja mungkin masih lebih susah daripada yang nilainya 5 untuk memperoleh nilai 8". Kalo iya, cara berpikir yang aneh, dan BURUK pastinya. Harusnya kalo mau lebih adil kan ya nilainya pake persentase nilai sebelum ujian perbaikan dan nilai ujian perbaikannya itu sendiri, jadi bukan berdasarkan pemikiran kaya gitu...

2. Kenapa yang nilainya 6 tidak diperbolehkan mengikuti ujian tersebut?? Sangat tidak adil jika yang mendapat nilai 4 atau 5 dapat memperoleh nilai 7, sedangkan yang sudah memperoleh nilai 6 tidak dapat memperoleh hal yang serupa... Kalo gitu sih, mendingan dapet nilai 4 atau 5 daripada 6, soalnya nantinya nilainya bisa 7...

Intinya, guru tersebut (dalam hal pemikiran, untuk pemberian ujian perbaikan) adalah guru yang BODOH... Dan adakah dosen yang seperti guru tersebut? Semoga saja tidak ada...

NB: Kalo yang nilainya 3, 2, ama 1 jelas gak dibahas disini... Soalnya emang gak ada yang nilainya segitu, jadi dalam hal ini, hal tersebut wajar..