31.8.09

Sang Konduktor

Bukan... Bukan konduktor yang mimpin orkestra atau semacamnya, apalagi konduktor yang jadi petugas kereta api, soalnya itu kondektur, tapi konduktor yang dulu sempet diajarin waktu fisika.
Benda yang dapat (dengan mudah) dialiri listrik
Itulah penjelasan singkatnya, penjelasan panjangnya silakan tanya si mbah, bukan mbah S, tapi mbah G :)

Jadi, apa maksud dari judul tersebut diatas? Intinya, saya bercerita tentang diri sendiri, sebagai konduktor, dan ini sebenernya bukan hal yang aneh, karena tubuh manusia memang konduktor listrik (silakan cari referensi sendiri, karena saya disini bukan mau menjelaskan hal tersebut), tapi menurut saya, kekonduktoran saya sudah pada tahap tidak aman, atau bisa dibilang agak mencemaskan. At least, mencemaskan diri saya sendiri.

Pernah gak sengaja pegang kabel (yang bungkusnya kebuka) dan tersetrum oleh kabel tersebut? Kalopun pernah, itu wajar, dan sangat wajar, karena memang benda itu berlistrik. Hal yang saya alami jauh lebih aneh daripada hal itu. Saya (sering sekali) tersetrum oleh suatu benda yang tidak mengalirkan listrik, setidaknya menurut saya sendiri, karena saya tidak tahu, mungkin saja jangan-jangan di benda itu ada listriknya. Tersetrum cinta, jelas tidak masuk di dalamnya :P

Contoh nyata, bagi yang sering shalat Jum'at di Salman, dan mengambil posisi duduk di GSG, maka umumnya akan wudhu di GSG (di lantai 2 itu loh), dan saya pernah tersetrum sewaktu menutup kerannya setelah selesai berwudhu!! Aneh bukan? Oke, pada awalnya, saya pikir, ini fenomena yang sangat biasa, mungkin saja ada listrik entah dimana, dan lagipula, ruang wudhu kan dipenuhi dengan air yang berpotensi mengalirkan listrik kemana-mana... Mengalirkan listrik kemana-mana... Enak toh? Mantab toh? cut

Yang paling mutakhir, dan paling aneh adalah pegangan yang suka ada di mall-mall, tau kan pegangan yang seperti itu? Saya tidak tau itu terbuat dari apa, entah besi, alumunium, atau apa lah... Tidak begitu penting, yang jelas pegangan yang sebenernya bertujuan memastikan seseorang tidak terjatuh dari satu lantai ke lantai di bawahnya. Dan sering dijadikan tempat pegangan orang-orang yang, misalnya, kelelahan, atau sekedar nongkrong, atau ngeliatin orang di bawah (mungkin lagi ada acara di bawah dan terlalu ramai, jadi nontonnya dari lantai atas), atau semacamnya. Dan saya, beberapa kali tersetrum oleh benda itu!! At least, itu yang terjadi beberapa kali selama beberapa hari ke belakang ini, sewaktu saya sedang rajin-rajinnya jalan-jalan ke BEC...

Jadi kenapa ya bisa gitu? Kayanya sebelumnya gak kenapa-kenapa. Jadi agak-agak khawatir juga nih... Semoga tidak ada apa-apa atau hanya gejala sesaat... Amiiiin :)

16.8.09

Nulis lagi...

Alhamdulillah, blog ini telah vakum selama 3 bulan lebih... Kenapa mesti disyukuri? Ya soalnya ada temen yang bilang, segala sesuatu harus disyukuri, termasuk vakumnya blog ini selama 3 bulan lebih, meski saya sendiri tidak tahu hal yang perlu disyukuri, yah anggep aja saya bersyukur karena walau blog ini 3 bulan tak berisi, tetep eksis (eksis = ada kan artinya? bukan eksis = tenar loh).

Akhir-akhir ini, keinginan menulis (di blog) menurun drastis, entah karena beberapa kesibukan yang sempat dimiliki (seperti les, proyekan, nonton rutin) atau karena hal lain, tapi satu hal yang pasti, ada perubahan cara pandang saya terhadap keinginan menulis. Dulu, waktu awal-awal saya menulis di blog, saya menulis karena saya ingin menulis, sedangkan sekarang saya menulis karena saya ingin menulis sesuatu yang ber'bobot'. Kadang-kadang, saya sudah menulis satu dua hal, akan tetapi saya tidak mem-publish-nya karena saya merasa tulisan saya terlalu 'ringan'. Kemudian, akhir-akhir ini saya mulai berpikir lagi, tidak usah terlalu memikirkan pendapat orang lain tentang tulisan saya (selama tulisannya tidak menyinggung orang), yang penting adalah saya menulis karena saya ingin menulis, itu saja.

Hal ini semakin terasakan ketika saya membaca tulisan bung Ahmy yang satu ini, yang terasa ngena banget, meski disana lebih ditekankan pada membaca dan bukan menulis. Akan tetapi, ada lah sebagian diantaranya yang menyinggung tentang menulis, dan menyinggung disini tidak dilarang, karena tidak menyinggung orang, tapi menyinggung tentang menulis (oke, abaikan kalimat terakhir ini, karena sangat tidak penting).

[GANTI TOPIK] Tadi saya baru resepsi nikahan seorang teman, dan dari pernikahan tersebut, serta pernikahan-pernikahan lainnya yang sudah saya kunjungi (tentunya, saya belum menikah gitu), saya memperhatikan bahwa ada orang-orang yang datang ke nikahan hanya karena gak-enak-udah-diundang-pake-dikirim-surat-undangan-segala-ke-rumah, ada juga yang memang benar-benar ingin mempererat tali silaturahmi. Saya sendiri (semoga) termasuk orang tipe ke-2, dan itu sebabnya saya suka agak berlama-lama di nikahan seseorang, apalagi jika banyak kerabat atau sanak saudara di nikahan tersebut, rasanya enak aja di nikahan seseorang, kemudian ngobrol lama-lama ama orang-orang yang dikenal, apalagi orang-orang yang lama dah tidak ditemui. Karena emang gitu juga sih sifat saya, suka ngobrol :D

Dan lagi kepikiran, sejak kapan ya ada resepsi pernikahan? Okey, that's not so important sih kayanya, karena memang tujuan resepsi itu, selain untuk mengikat tali silaturahmi itu, juga untuk 'mengumumkan' kepada dunia tentang hubungan kedua orang yang menikah tersebut (sebagai suami istri, tentunya). Dan, saya juga kepikiran satu tujuan datang ke resepsi yang lain, sama seperti kematian, manfaat dari melayat adalah untuk mengingatkan pelayat bahwa setiap orang pasti akan meninggal, manfaat datang ke resepsi pernikahan juga mengingatkan pengunjung bahwa suatu saat kita akan menikah (iya gitu?)... Hahahaha... :)