Ini sebuah cerita tentang bagaimana "keberuntungan" saya mengundurkan diri dari startup ikan*, salah satu startup yang sampai sekitar setahunan lalu adalah salah satu startup paling menjanjikan, dan kelihatannya dalam waktu tidak lama akan IPO.
As a side note, ini cerita yang "berat", dan saya menuliskannya hanya karena saya tidak ingin mendiamkannya di dalam kepala.
Saya tidak akan bercerita dari awal, tapi saya akan langsung lanjut ke awal-awal rencana saya mengundurkan diri, yaitu sekitar akhir 2023.
Jadi sekitar bulan November atau awal Desember 2023, kami para VP Product diberitahu bahwa akan ada restrukturisasi di tim product. Dalam hati saya, "Dang, restrukturisasi ketiga dalam kurang dari 1.5 tahun saya berkarir di perusahaan." Awalnya saya masih berusaha berpikir positif terhadap informasi awal tersebut, tapi sampai akhirnya saya mengetahui rencana detil perubahannya, saya tidak lagi bisa berpikir positif.
Ternyata tim saya mengalami penyusutan yang luar biasa yang menurut saya terlalu kecil untuk ukuran seorang VP, dan yang lebih parahnya saya difitnah dan diadu domba, siapa pelakunya nggak penting untuk saya informasikan di sini, tapi saya yakin itu benar (karena saya sudah memiliki buktinya). Barulah di detik ini mulai terbersit pemikiran untuk akhirnya mengundurkan diri saja. Ada banyak sekali pertentangan, dua hal yang paling mengganjal saat itu adalah:
- Akhir 2023 dan awal 2024 itu sudah masuk tech winter, tidak mudah mendapatkan pekerjaan baru lagi, apakah dengan posisi yang cukup senior seperti yang saya tempati kala itu. Belum lagi ditambah dengan kenyataan bahwa saya bahkan belum 2 tahun bekerja di perusahaan tersebut, pasti sedikit banyak terpikir bahwa ini akan jadi label buruk karena terkesan seperti kutu loncat saja (sebelumnya masa kerja saya selalu 2 tahun atau kurang selain di Bukalapak).
- Finansial. Bukan saya memiliki masalah finansial, hanya sebagai seorang pekerja yang juga memiliki alasan finansial untuk bekerja, salah satu alasan saya enggan untuk mengundurkan diri adalah, karena sebagian besar saham saya seharusnya vested (yang artinya menjadi milik saya sepenuhnya) di pertengahan bulan Januari 2024.
Setelah pergolakan batin, akhirnya saya tetap memutuskan mengundurkan diri di sekitar pertengahan / akhir Desember, dengan asumsi jika saya mengajukannya menggunakan 2-month notice, maka saham saya tetap bisa vested. Well, it's not that easy...
Berhubung, alhamdulillah, saya diberi rezeki untuk umroh di akhir Desember, beberapa pihak yang terlibat dalam pengunduran diri saya pun akhirnya menghubungi saya di awal Januari, salah satu respon yang membuat saya geram adalah kurang lebih seperti ini, "Kalo Mas Zakka resign, maka sahamnya akan langsung hangus saat ini juga." Tentunya saya tidak terima karena tidak ada perjanjian di manapun di perjanjian kerja yang memperbolehkan hal tersebut, tapi orang ini bilang bahwa tidak adil buat VP yang lain karena saham saya tetap diberikan meskipun sudah tidak bekerja. Argumennya saya lawan juga tentunya, karena menurut saya itu wajar, toh saya mendapatkan saham dari usaha saya selama 1.5 tahunan tersebut, dan toh tetap sebagian saham saya hangus juga karena saya resign.
Baru beberapa minggu kemudian saya tahu bahwa entah kenapa VP diberikan saham dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada yang saya peroleh, dugaan saya ini salah satu penyebab "keinginan" menghanguskan saham saya. Oh ya, nilai saham saya yang seharusnya vested itu kurang lebih setara 16 kali gaji bulanan saya!
Ketidakberterimaan saya membuat saya menyewa seorang legal advisor (bukan lawyer ya) untuk meminta nasihatnya mengenai masalah tersebut. Setelah membaca keseluruhan perjanjiannya, termasuk perjanjian pemberian saham, dia bilang secara aturan memang mereka tidak bisa begitu saja mengotak-atik saham yang seharusnya saya terima. Kami berdua berdiskusi lumayan panjang dan memiliki satu keputusan: Tidak apa-apa saham saya dianggap hangus, tapi saya harus diberikan kompensasi setara saham yang hangus tersebut.
Setelah itu, saya kembali berdiskusi dengan beberapa pihak dalam perusahaan yang terlibat dalam pengunduran diri saya, dan walau akhirnya tetap dapat kompensasi, tetapi setelah nego-nego panjang, saya "hanya" mendapatkan sekitar 55% dari nilai saham yang dihanguskan tersebut. Hanya saja saya tidak mau lama-lama terlibat dalam perseteruan kurang penting. Lebih lagi saya berpikir, "Ya sudah lah, toh saya bisa dapet 55% dalam bentuk cash langsung, dibandingkan dengan 100% tapi tidak tahu kapan bisa dicairkannya." Walau memang si 100%, waktu itu, sangat berpotensi tumbuh menjadi lebih besar lagi. Masih rada dongkol, tapi ya sudah saya ikhlaskan keputusan tersebut.
Barulah pada bulan Desember, muncul keramaian ini. Satu hal yang saya yakini (dari obrolan dari beberapa rekan kerja di sana), nilai saham perusahaan hampir pasti mendekati angka nol. Kalo dipikir-pikir, ternyata 55% JAUH lebih baik daripada nol ya. I won't say I dodged the bullet, saya cuma bilang ternyata rezeki saya dari kejadian tersebut bahkan jauh lebih baik daripada rekan sesama VP di perusahaan.
-----
Lastly, sebetulnya di bulan April 2024 saya sudah mendapatkan 2 tawaran pekerjaan (satu startup dan satu lagi BUMN), akan tetapi saya akhirnya memutuskan menolak keduanya karena akhirnya saya memilih menjalani hidup sebagai independent consultant yg, plusnya, bayaran per jam-nya JAUH lebih besar daripada bekerja sebagai karyawan tetapi, minusnya, tidak setiap hari saya bekerja (yg setelah dipikir-pikir, ini bisa jadi nilai plus juga).
*startup ikan = startup yg unfortunately CEO-nya saat ini sedang dalam proses penyidikan karena suatu kasus, dan bukan yang ketahuan sedang berlari di Qatar karena Strava-nya bisa dilihat orang lain.