18.6.11

Annoying Country Personalization Website

Oke, kali ini saya ingin bercerita, duduk ya semuanya... *caelah*

Jadi begini ceritanya, berhubung lokasi saya yang sedang tidak di Indonesia, saya jadi sering ngenet... Eh nggak deng, di Indonesia juga sering ngenet... Intinya bukan itu, intinya adalah, dengan berasumsi saya sedang berada di negara XYZ, seringkali saat saya membuka suatu situs, si situs tersebut dengan "pintar"-nya melakukan satu dari dua hal ini:
1. Melakukan redirect ke halaman negara XYZ situs yang bersangkutan
2. Mengganti bahasa isi dengan bahasa negara XYZ

Sampai di sini, kelihatannya bukan masalah besar, karena saya akan selalu bisa kembali ke situs XYZ berbahasa Inggris, tapi ternyata, tidak oh tidak saudara pemirsa pemirsi permisi saya mau lewat... Situs seperti google menyediakan fitur menyenangkan yang menghilangkan anoyansi gangguan tersebut, yaitu dengan mengeklik* menuju google.com/ncr dan untuk selanjutnya kita akan selalu disuguhkan google berbahasa Inggris... Beberapa situs lainnya menyediakan pilihan untuk mengganti bahasa menjadi bahasa Inggris, tapi sebagian situs yang lain tidak akan membiarkan hal itu terjadi (berlebihan)

Oke, jadi inti yang ingin saya sampaikan di sini adalah, kembalikan hal pelanggan untuk menuju ke situs berbahasa Inggris!
Sekian dan terima kasih.

*Menurut aturan bahasa Indonesia, apabila kita menambahkan imbuhan me- terhadap kata yang terdiri atas satu suku kata, maka awalannya harus menjadi menge-

3 comments:

  1. Anonymous7:54 AM

    salam saudara zakkaa fauzan,
    saya mendapat tahu yang saudara fauzan sekarang ini sedang menuntut di Italy. Saya ingin sekali
    bertanyakan mengenai suasana pembelajaran
    di sana. mohon saudara email saya
    azila@uum.edu.my

    ReplyDelete
  2. Yeah, saya juga merasa bahwa bahasa inggris lebih enak untuk jadi bahasa antarmuka website. :(

    Ironis memang, saya belum terbiasa dengan antarmuka Indonesia, padahal saya sering menggembar-gemborkan "pergunakan bahasa indonesia dengan baik dan EYD yang sempurna." :D

    Hei, tapi, nasionalisme tak bisa diukur hanya dengan bahasa, 'kan? :D

    ReplyDelete
  3. @Asop: sedikit tidak berkaitan, meski saya pribadi juga lebih menyukai antarmuka berbahasa Inggris...

    Untuk tampilan bahasa Indonesia, saya tidak terlalu bermasalah, karena saya masih (jelas) bisa mengerti isinya... Yang saya permasalahkan adalah, sewaktu saya berada di negara non bahasa-Inggris (terutama Eropa), secara otomatis saya dianggap mengerti bahasa tersebut... Padahal itu tidak benar :)

    ReplyDelete