29.7.06

Tepatkah pilihanku?

Emmm, lama nih gak ngisi... Ngisi ah! (gak jelas)

Ceritanya pengen serius ah...

Sebenernya saya jadi suka bertanya pada diri sendiri nih, benarkah jalan yang udah saya ambil saat ini? Seenggaknya dalam satu hal yang bikin saya "terjebak" dalam kondisi ini...

Tau kan apa pilihan itu? Yah, pilihan itu adalah Daftar Jadi Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Anggota, awalnya kenapa ya saya daftar? Saya juga bingung sih, keinginan untuk belajar lebih jauh, waktu itu emang ada, ternyata ditambah dari dorongan teman-teman Divisi Internal (yang bisa dibilang PSDA- [soalnya PSDA itu Vinter+]) untuk jadi ketua...

Inget banget tuh, awalnya pengen jagoin Fajrin sebagai ketua PSDA, makanya gak milih dia sebagai salah satu anggota DPP 2004, tapi apa daya, terlalu banyak yang dukung dia sih :( Yah, tambahan lainnya, orang lain yang saya yakin bisa dipercaya, yaitu Ilham dan Ivan dua-duanya pun tidak bisa... Yah, karena emang keinginan sebenernya dah ada, dan dukungan juga cukup kuat, akhirnya saya maju deh...

Jadilah saya KaDiv PSDA saat ini... Gak ada yang spesial, mungkin sekarang saya jadi punya beban yang jauh lebih berat.. Tapi, it's ok bagi saya.. Mungkin ada sedikit keraguan juga sih waktu jadi KaDiv di divisi yang menurut saya harusnya terdiri dari orang-orang hebat... Dimana-mana tuh kayanya divisi PSDA, Kaderisasi, atopun PSDM ato apapun itulah, yang jelas yang tugasnya mirip2 dengan PSDA, dipimpin ama orang yang hebat, orang yang biasanya aktif di berbagai kegiatan organisasi, orang yang ngomongnya lancar, tau politik kampus, punya kemampuan kepemimpinan yang tinggi (dulu saya nganggepnya, orang-orang di dunia kaderisasi suatu organisasi itu biasanya selevel ama ketua organisasi tersebut), tau banyak hal deh... Tapi saya? Cuma punya semangat (mungkin ini perhalusan dari 'gak punya apa-apa').

Waktu dah jadi KaDiv PSDA, sering ngobrol ma mantan KaVinTer (baca: Roni Sambiangga) yang menurut saya orangnya hebat banget dalam hal beginian (baca: dunia kaderisasi). Sempet nanya banyak hal, dia sendiri selama masa kepemimpinan saya ini sering banget ngasi masukan lewat milis atopun lewat YM, yang paling saya inget adalah waktu saya nanya, "gimana sih cara yang baik ngontrol anak buah?", dia hanya jawab kurang lebih kaya gini, "ntar semuanya lu dapetin waktu lu jalanin". Begitu sederhana dan begitu jelas, tapi sudahkah saya mendapatkannya?

Inget lagi waktu pertemuan perdana pengurus HMIF di daerah dago atas gitu (lupa tepatnya), waktu itu Ronchay (panggilan akrab Roni) jadi pembicara akhir di sana... Dia bercerita tentang Sebab-sebab kegagalan seorang pemimpin, yang paling saya inget adalah alasan terakhirnya, yaitu karena dia memang tidak bisa menjadi pemimpin, sejak saat itu saya berpikir layakkah saya menjadi pemimpin?

Susah banget, itu yang saya rasain saat ini, susah banget buat menggerakkan orang... Itulah yang seharusnya bisa dilakukan oleh seorang pemimpin, tapi saya? Saat ini aja, berapa banyak sih orang di divisi yang saya pegang yang mau "nurut" ma perintah saya?

Apakah ini tanda kegagalan saya (yang mungkin berujung dengan ditolaknya LPJ saya di sidang akhir nantinya)? Saya harap tidak.. Sebuah buku tentang kepemimpinan yang pernah saya baca mengatakan (meskipun sebenernya buku gak bisa ngomong, tapi kamu [baca:pembaca] pasti tau majas personifikasi kan?) bahwa kadang-kadang untuk menggerakkan satu atau banyak orang, kita harus mulai mencontohkannya! Yap, itulah yang saya lakukan... Dalam kegiatan-kegiatan yang ada di divisi saya, meskipun saya berfungsi "hanya" sebagai Penanggung Jawab, saya sekarang berusaha untuk ikut aktif berpartisipasi di dalamnya, siapa tau ini bisa "mencambuk" orang-orang di sekitar saya untuk lebih semangat...

Sekali lagi, gagalkah saya? Saya tidak hanya berharap saya tidak gagal, tapi saya akan selalu berusaha untuk menjadi orang yang berhasil... Lagipula, sekali lagi (ini sekali laginya dengan postingan yang sebelum ini), Allah tidak akan membebani orang dengan sesuatu yang tidak sanggup dipikulnya...

No comments:

Post a Comment